KISAH SEORANG IBU
Ibu ku hanya memiliki satu kaki dan satu mata. Aku sangat membencinya. Sungguh memalukan. Ia bekerja sebagai juru masak di rumah tetangga ku dan berjualan kue di sekolah. Aku ingin ibu ku lenyap dari muka bumi.
Aku berujar pada ibu “bu, mengapa ibu tidak punya satu kaki dan satu mata seperti yang lainnya ? Kalau ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik ibu mati saja !!”. ibuku tidak menjawab. Aku merasa agak tidak enak. Tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali aku katakan selama ini. Mungkin karena ibu tidak menghukum ku pada saat itu. Tapi aku tak berfikir sama sekali bahwa bahwa perasaannya sangat terluka karena aku.
Malam itu aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibu ku sedang menangis tanpa suara. Seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya. Ia memandang ku sejenak, dan kemudian berlalu dengan kaki pincangnya. Akibat perkataan ku tadi hatinya terluka. Walaupun begitu, aku tetap membenci ibu ku yang sedang menangis dengan satu kaki dan matanya.
Aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses. Kemudian aku belajar dengan tekun. Ibu ku terus bekerja untuk membiayai sekolah, membelikan ku baju dan buku.
Akhirnya aku lulus dengan nilai terbaik dan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi. Ku tinggalkan ibu ku dan pergi ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Aku pun berhasil mewujudkan impian ku menjadi orang sukses di Jakarta.
Aku pun menikah dengan seorang gadis. Membeli rumah, kemudian aku pun memiliki anak. Kini aku hidup bahagia sebagai orang yang sukses. Aku sangat menyukai tempat tinggal ku yang sekarang karena tidak membuat aku ingat dengan ibu ku.
Kebahagiaan ini bertambah terus dan terus. Sampai pada suatu hari, ibu ku datang ke rumah ku. Dengan terlihat kepanasan di wajahnya yang renta, berkeringat dan terengah-engah dengan kaki dan mata satunya. Seakan-akan langit runtuh menimpa ku. Bahkan anak-anak ku lari ketakutan karena takut melihat bentuk ibu ku yang tidak karuan. Kata ku “siapa kamu ????” aku tak kenal dengan diri mu !!!!. Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anak ku !!!. KELUAR DARI SINI SEKARANG !!!! Ibu ku hanya menjawab “oh, maaf saya sepertinya salah alamat” dan ia pun berlalu dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenali ku. Aku sungguh lega. Aku tidak peduli lagi dengan ibu ku.
Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumah ku. Aku berbohong pada istri ku bahwa aku ada urusan kantor. Aku pun pergi ke sana. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua yang dulu aku sebut rumah. Aku hanya ingin tahu saja.
Di sana ku temukan ibu ku tergeletak di lantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan air mata sedikitpun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untuk ku. “anak ku kurasa hidup ku sudah panjang…dan akau tidak akan pergi ke Jakarta lagi…namun apakah berlebihan jiak aku ingin kau menjenguk ku sekali saja ???? aku sangat merindukan mu…dan aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu.. tapi ku putuskantidak pergi ke sekolah demi kau.. dan aku minta maaf karena hanya membuat mu malu dengan keadaan cacat fisik ku.. kau tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu mengalami kecelakaan, ketika ibu sedang hamil seseorang sengaja menabrak kaki ibu hingga patah.. tetapi beruntung kandungan ibu selamat.. akhirnya ibu melahirkan bayi yang sangat lucu yaitu kamu.. tetapi sayang Tuhan hanya member mu satu mata.. sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihat mu tumbuh hanya dengan satu mata.. maka aku berikan satu mata ku kepada mu.. aku sangat bangga pada mu yang telah melihat seluruh dunia untuk ku dengan mata itu.. aku tak pernah marah atas semua kelakuan mu ketika kau marah pada ku.. aku hanya membatin sendiri..itu karena aku mencintai mu..” Aku pun menangis sekeras-kerasnya sambil memeluk ibu ku erat-erat meminta maaf.. namun sayang ternyata ibu ku sudah meninggal beberapa jam yang lau dalam kesendiriannya….
Inspirasi dari sahabat…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar